Kamu pernahkan? Setelah menggantungkan harapan, ternyata akhirnya menguap begitu aja. Entah lewat airmata, atau kamu melepaskannya dengan kata "ikhlas"
Kamu pernahkan? Setelah lepas dari sakit, luka yang belum kering. Dengan beraninya menggantungkan harapan baru...
Kamu pernahkan? Setelah menata lagi hati, dengan kepingan yang belum lengkap. Dengan beraninya, menghapus air mata, dan membiarkan sebuah harapan tumbuh..
Tumbuh dalam mimpi... Angan... Bahkan dari rasa tidak percaya.
Semua orang pernah seperti itu, memperjuangkan.. Namun akhirnya lepas.. Di perjuangkan, namun tidak sama sekali memperjuangkan.
----------
Jangan dikira, memulai harapan baru itu mudah. Menumbuhkan rasa percaya harapan itu mudah.
Sulit, pasti. Tapi mau berhenti, lalu menatap kosong harapan yang sudah kamu mulai sendirian. Dengan kaki yang mulai letih berjalan, otak yang sudah mulai letih berfikir, hati yang sudah mulai letih disakiti.
Entah seberapa sering kamu kehilangan sebuah harapan, bukan berarti kamu harus menyerah...
Entah seberapa sering kamu ditinggalkan harapan, entah cinta, entah mimpi, entah cita-cita. Bukan berarti lantas kamu menyerah untuk mengejar.
Coba renungkan, seberapa sering air matamu menetes karena harapan... Seberapa sering kamu merasa, "Harapan itu ada... Ada, tapi.... Hilang"
Nggak ada yang salah dengan berharap, nggak ada yang salah dengan seberapa seringnya kamu menggantungkan harapan. Ngga ada yang salah, seberapa sering kamu bercerita pada bintang tentang harapanmu...
Segala hal... Lihat, seberapa letihnya kamu membangun segalanya. Demi kamu dulu... Lalu lakukan untuk orang lain..
Harapan yang kamu inginkan, pasti... Pasti kamu dapatkan.. Lebih...
Ketika kamu percaya, ketika kamu berani. Punya harapan, punya mimpi... Dan jadi tujuan 'pulang'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar