Rabu, 30 Oktober 2013

3 cinta

 Hujan ini, jujur mengingatkan cerita tentang kita. Sebelum kamu pergi menjauh dengan seorang yang kamu pilih, dengan seorang yang kamu yakini dia lebih segalanya dibanding aku. Kamu pikir, aku tidak akan merasakan sakit? Baik, aku akan mulai cerita dimana kita berdua pernah saling berjanji untuk setia, dan menuliskan cerita hingga waktu itu tiba.
            Kamu ingat, di dekat menara Eiffel sebelum kamu memintaku untuk menjadi penampingmu… Kamu berjanji untuk selalu berdiri disampingku. Entah apapun yang terjadi, kamu berjanji akan selalu mencintai. Aku masih ingat semua janjimu yang pernah kamu ikrarkan sampai kamu melamar aku.. indah ya saat itu? Iya.. Itu yang masih aku ingat hingga saat ini.
            Aku tau kamu sudah bahagia dengan kehidupan yang jauh kamu pilih… Membiarkan aku larut dalam luka berbulan-bulan lamanya, aku masih tetap bertahan menyimpan rasa yang sama. Kamu pikir ini mudah ketika kamu bilang “kamu pasti mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari aku” lantas melepaskan cincin itu dari jari manismu.
            Kamu tau seberapa lama air mataku terbuang hanya untuk menangisi kepergianmu saat itu, menahan perasaanku sendiri agar berhenti berfikir tentang kamu. Hingga ada seseorang yang datang membasuh lukaku, merawatnya hingga sembuh dan melupakan sepenuhnya tentangmu. Yang membuatku percaya bahwa semua baik-baik saja meski kamu pergi. Tapi perasaan ini masih sama, masih terbagi untukmu. Naïf? Bukan, aku berusaha melindungi perasaanku. Darimu.

            Saat aku mulai melepaskan segalanya tentang kamu, merasakan detak jantung bahagia itu lagi. Kenapa kamu tiba-tiba datang, mengatakan bahwa kamu menyesal melepaskan aku, meminta untuk menjalin kisah yang dulu lagi… Maaf sayang… Maaf, kisah kita usai. Mungkin perasaanku masih terbagi antara kamu dan untuknya, namun maaf sayang… Aku memutuskan untuk mengikrarkan janji di altar bersama dia. 

Minggu, 27 Oktober 2013

Berhenti Menanti BUKAN Berarti Berhenti Mencintai

Lumayan lama ya? Setelah semua kejadian yang kita lewati.. Sampai akhirnya memutuskan berpisah, menanggalkan semua yang pernah terjadi menjadi sebuah memori yang jadi sebuah kenangan. Entah pahit atau manis.
Ingat beberapa kali janji yang kita ikrarkan akhirnya kandas juga?
Menerima segala sesuatu yang bahkan tidak kita harapkan termasuk hal sulit dalam hidupku setelah beberapa lama aku tidak merasakan setitik sakit itu lagi.
Sakitnya berusaha melupakan seseorang yang pernah memberikan sebuah senyum.
Sakitnya berusaha melupakan seseorang yang pernah berjanji menuliskan cerita berdua untuk tumbuh bersama.
Sakitnya berusaha melupakan kenyataan bahwa ternyata cerita kita berbeda.

Kamu sudah jauh beberapa langkah di hadapanku, melepaskan semua cerita kita dan melupakan segala yang pernah terjadi.
Mungkin aku tak cukup baik saat itu dan saat ini...
Mungkin pula aku tak cukup berarti kali ini...

Maaf karna lembar yang aku serahkan hanya lembar yang mungkin memang harus kamu hapus.

Maaf karna aku tak cukup baik...
Maaf karna segalanya masih kurang...
Maaf karna aku tak pernah bisa sempurna...
Maaf untuk ego dan khilafku...
Maaf untuk kecewa yang aku beri...
Maaf untuk segala cerita yang sempat aku tuliskan di lembaranmu...
Maaf untuk kenangan yang aku tinggalkan bahkan (mungkin) kamu enggan mengingatnya.

Terima kasih, karna pernah mencintai aku sedalam-dalamnya, terima kasih karna pernah melakukan segalanya untukku dan untuk kita.

Aku berhenti, bukan... Bukan karna aku letih.
Aku menyadari, aku berharap untuk seseorang yang bahkan tidak melihatku.
Aku menyadari, bahwa apapun yang aku paksa kali ini tidak akan menghasilkan apapun.
Aku menyadari, bahwa kebahagiaanmu bukan aku.

Cari bahagiamu, cari jalanmu sendiri...
Maaf karna menyakitimu sedalam ini...