Rabu, 30 Oktober 2013

3 cinta

 Hujan ini, jujur mengingatkan cerita tentang kita. Sebelum kamu pergi menjauh dengan seorang yang kamu pilih, dengan seorang yang kamu yakini dia lebih segalanya dibanding aku. Kamu pikir, aku tidak akan merasakan sakit? Baik, aku akan mulai cerita dimana kita berdua pernah saling berjanji untuk setia, dan menuliskan cerita hingga waktu itu tiba.
            Kamu ingat, di dekat menara Eiffel sebelum kamu memintaku untuk menjadi penampingmu… Kamu berjanji untuk selalu berdiri disampingku. Entah apapun yang terjadi, kamu berjanji akan selalu mencintai. Aku masih ingat semua janjimu yang pernah kamu ikrarkan sampai kamu melamar aku.. indah ya saat itu? Iya.. Itu yang masih aku ingat hingga saat ini.
            Aku tau kamu sudah bahagia dengan kehidupan yang jauh kamu pilih… Membiarkan aku larut dalam luka berbulan-bulan lamanya, aku masih tetap bertahan menyimpan rasa yang sama. Kamu pikir ini mudah ketika kamu bilang “kamu pasti mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari aku” lantas melepaskan cincin itu dari jari manismu.
            Kamu tau seberapa lama air mataku terbuang hanya untuk menangisi kepergianmu saat itu, menahan perasaanku sendiri agar berhenti berfikir tentang kamu. Hingga ada seseorang yang datang membasuh lukaku, merawatnya hingga sembuh dan melupakan sepenuhnya tentangmu. Yang membuatku percaya bahwa semua baik-baik saja meski kamu pergi. Tapi perasaan ini masih sama, masih terbagi untukmu. Naïf? Bukan, aku berusaha melindungi perasaanku. Darimu.

            Saat aku mulai melepaskan segalanya tentang kamu, merasakan detak jantung bahagia itu lagi. Kenapa kamu tiba-tiba datang, mengatakan bahwa kamu menyesal melepaskan aku, meminta untuk menjalin kisah yang dulu lagi… Maaf sayang… Maaf, kisah kita usai. Mungkin perasaanku masih terbagi antara kamu dan untuknya, namun maaf sayang… Aku memutuskan untuk mengikrarkan janji di altar bersama dia. 

Minggu, 27 Oktober 2013

Berhenti Menanti BUKAN Berarti Berhenti Mencintai

Lumayan lama ya? Setelah semua kejadian yang kita lewati.. Sampai akhirnya memutuskan berpisah, menanggalkan semua yang pernah terjadi menjadi sebuah memori yang jadi sebuah kenangan. Entah pahit atau manis.
Ingat beberapa kali janji yang kita ikrarkan akhirnya kandas juga?
Menerima segala sesuatu yang bahkan tidak kita harapkan termasuk hal sulit dalam hidupku setelah beberapa lama aku tidak merasakan setitik sakit itu lagi.
Sakitnya berusaha melupakan seseorang yang pernah memberikan sebuah senyum.
Sakitnya berusaha melupakan seseorang yang pernah berjanji menuliskan cerita berdua untuk tumbuh bersama.
Sakitnya berusaha melupakan kenyataan bahwa ternyata cerita kita berbeda.

Kamu sudah jauh beberapa langkah di hadapanku, melepaskan semua cerita kita dan melupakan segala yang pernah terjadi.
Mungkin aku tak cukup baik saat itu dan saat ini...
Mungkin pula aku tak cukup berarti kali ini...

Maaf karna lembar yang aku serahkan hanya lembar yang mungkin memang harus kamu hapus.

Maaf karna aku tak cukup baik...
Maaf karna segalanya masih kurang...
Maaf karna aku tak pernah bisa sempurna...
Maaf untuk ego dan khilafku...
Maaf untuk kecewa yang aku beri...
Maaf untuk segala cerita yang sempat aku tuliskan di lembaranmu...
Maaf untuk kenangan yang aku tinggalkan bahkan (mungkin) kamu enggan mengingatnya.

Terima kasih, karna pernah mencintai aku sedalam-dalamnya, terima kasih karna pernah melakukan segalanya untukku dan untuk kita.

Aku berhenti, bukan... Bukan karna aku letih.
Aku menyadari, aku berharap untuk seseorang yang bahkan tidak melihatku.
Aku menyadari, bahwa apapun yang aku paksa kali ini tidak akan menghasilkan apapun.
Aku menyadari, bahwa kebahagiaanmu bukan aku.

Cari bahagiamu, cari jalanmu sendiri...
Maaf karna menyakitimu sedalam ini...

Minggu, 07 Juli 2013

Maafkan Untuk Aku Yang Tak Sempurna

Berulang kali aku membawakan keluh kesahku, tanpa jeda sedikit pun agar membuatmu mengerti bahwa aku takkan bisa...
Berulang kali uraian cerita tanpa koma aku utarkan secara gamblang agar kamu mengerti,
Aku masih terduduk sendiri, memahami kamu... Memahami caramu... Memahami bagaimana sesungguhnya aku dimatamu...

Tapi kali ini,
Sudah habis dayaku... Sudah habis air mataku yang menari hampir setiap hari.
Sudah habis dayaku untuk tetap berdiri dan memintamu terus menjalani cerita yang bahkan aku tak pernah paham kemana segalanya berakhir.

Maafkan, aku yang hampir setiap hari memujimu di depan mereka dengan menutupi segala perasaan yang sebenarnya, bahkan aku jauh dari bahagia.
Letih ini bukan cerita berkelanjutan. Aku memutuskan untuk berdiri bersamamu, disampingmu...
Ah...
Lupakan, segalanya berat.
Bukan aku tidak ikhlas, aku hanya letih memperjuangkan orang yang bahkan tidak melihatku barang sebentar.

Aku masih tidak paham dengan definisi ini,
Antologi yang masih jadi tanda tanya besar dengan bualan "Happy Ending"
Bagaimana menurutmu tentang "Sayang yang Menguasai"

Aku bukan seseorang yang bisa terus berdiri disampingmu, selama ini sudah cukup kamu memporak porandakan seluruh ruang hati dan hidupku. Memaksaku untuk mencintai kamu yang bahkan kamu lupa setiap kepingan cerita yang aku punya, itu akan masuk dalam kehidupanku.
Kamu memaksaku untuk dewasa, namun berbatas dengan asa yang kamu miliki.
Bukan sepihak, aku hanya letih membawa "Kita" kalau akhirnya kamu kembalikan lagi menjadi "Cuma Tentang Aku"
Tapi kali ini, tengok aku!
Masih berbekaskah cerita yang aku berikan?
Aku pernah menobatkan kamu sebagai yang terindah, sebagai seseorang yang lebih baik dari ceritaku yang kini sudah ku bakar habis.
Harapan itu kamu bakar sendiri, kamu hapus sendiri. Dengan gantinya kamu menyalahkan aku yang melakukan itu semua. AKU PENYEBAB ITU SEMUA.

Memang ini semua salahku, seharusnya aku berhenti mencinta.. Setelah terluka, boroknya masih basah... Dan kamu menambahkan lagi luka, tepat di sesuatu yang aku sebut dengan hati.
Sadar?
Kamu penyebab aku berubah,
Kamu penyebab aku berpaling,
Kamu penyebab aku mengubur hidup-hidup asa yang pernah ada.
Kamu penyebab aku menarik kata-kata bahwa kamu lebih baik..

Aku menyerah... Iya aku menyerah menambah luka...

Sudut Tanpa Batas...

Ga perlu cari tau, seberapa lama aku akan berdiri disisi yang sama di tengah letih dan jenuhku.
Ga perlu cari tau, seperti apa aku dan kamu nanti.
Ga perlu cari tau, apa aku masih bisa mendampingi kamu dan masa depanmu nanti.

Semua masih abu-abu,
Sama seperti keyakinan aku yang mulai terbengkalai tak berbekas di sudut ruangan gelap tanpa sorot lampu akhir-akhir ini.
Seberapa bisa aku bernyanyi merdu namun sendu yang nantinya di dengar malaikat maut dari dunia sana.

Iya,
Kamu ga perlu cari tau, kamu cukup lihat aku masih berdiri di sisi yang sama.
Masih mengumpulkan keberanian untuk berjalan, entah mendekat atau menjauh..

Kamu ga perlu cari tau apa aku akan berhenti sambil melepaskan kepingan harapan yang sudah mulai tumbuh lalu menghilang.
Ini sebuah antologi,

Untuk apa melibatkan aku jika ini semua tentang kamu dan hidup kamu?
Untuk apa kamu mencari tau segala hal yang terjadi jika kamu membebani pikiranku sedemikian rupa?

Harapan itu usang, iya... Lembar baruku hanya tinggal selembar, pensilku hampir patah. Sedang penghapusku di sembunyikan Tuhan entah dimana.

Maaf... Maaf... Jika masih kurang menyentuh batinmu dengan segala perjuangan yang bahkan hanya kau lihat sepintas,
Maaf... Maaf... Jika anggapanmu tentang perjuanganku hanya dilihat sebagai "menguasai"

Setidaknya Tuhan tau,
Seberapa sering aku meneteskan air mata dan berujar aku ga sanggup tapi masih di kokohkan dengan cinta abadiNya.
Seberapa sering aku memutuskan pergi tapi dikembalikan lagi dijalan yang sama.

Iya,
Aku minta maaf.. Untuk segala hal yang masih tak mampu aku sentuh dengan tangis, dan cerita yang bahkan kamu belum tentu peduli..

Ini masih ruang gelap, di sudut ruangan, tanpa batas. Dan hanya asa yang menguap...

Minggu, 23 Juni 2013

The Worst Part....

Kita berdua punya cara bagaimana menyatukan yang sudah terpisah, entah itu soal kamu atau soal aku… Menyatukan lagi yang sudah using, tidak segampang membalikan telapak tangan bukan?
Kita berdua CACAT? Sadar? Atau memang sekedar imajinasiku menganggap ini pincang?
Kita bahkan enggan menerima, apapun itu.

Kamu sadar…
Egomu dan egoku yang membuat kita jauh, bermusuhan. Meninggalkan satu sama lain hanya untuk memperdebatkan argument kita tidak sepaham. Bukan seperti itu faktanya?
Kenapa kita sibuk saling membenci? Kalau kita bisa saling menyayangi?
Apa salahnya memberikan kesempatan untuk sama-sama merasakan perasaan itu, itu mudah bukan? Kenapa harus menjauh, kalau sekiranya kita di ciptakan untuk saling berdekatan?
Kenapa harus saling membenci kalau kita punya kesempatan untuk saling menyatukan?
Kenapa harus saling menyalahkan jika kenyataannya kita bisa saling memperbaiki? Oke kali ini, kita berdua harus di hadapkan cara berfikir “apa yang salah?” bukan “siapa yang salah?” berusaha menyadari, kenapa aku dan kamu bahkan tidak sepemikiran setiap kali berselisih? Bahkan untuk hal sepele sekali pun.
Kenapa…

Harus saling menghancurkan, ketika kita bisa di persatukan?


Sabtu, 08 Juni 2013

Dan Dia Tidak Menyesal MEMILIHMU...

Entah sudah berapa banyak air mata yang diteteskan hanya untuk masalah sepele namun akhirnya jadi besar, entah sudah berapa banyak kata kasar terucap ketika emosi tidak mendapat penyelesaian. Entah berapa kali kita merasa menyesal telah memilih ketika "kita bahkan tidak ingin mengerti"?

Tapi apakah kamu tau?
Dia berusaha? Berusaha sekuat tenaga untuk tenang agar air matanya tidak jatuh walaupun lagi-lagi air matanya menetes lembut di pipinya.

Tapi apakah kamu tau?
Dia berusaha menahan egonya ketika kata-kata kasarmu menghantam dinding hatinya

Entah berapa kali dia menyakinkan dirinya sendiri bahwa memilihmu adalah jalan terbaik yang tak pernah ia sesali?

Yakin,
Berapa kali dia memutuskan untuk menjauh. Memutuskan mencari bahagianya sendiri namun tanpa di sadari dia kembali pulang padamu.

Dia berusaha... Berusaha memahami bahwa letihnya kegiatanmu menjadikan dia lampiasan amarahmu.
Dia berusaha.... Berusaha agar air matanya hanya tertahan dan tidak tertumpah sesuai keinginanmu. Kamu taukan hatinya terluka?

Bagaimana bisa, dia bertutur kata lembut ketika kamu bilang kamu cemburu? Sedangkan kamu? Coba lihat, apa kamu sudah lakukan hal yang sama? Tidakkan?

Dia yang punya mimpi bersamamu, dia yang merajut asanya untukmu. Dia yang sedang berusaha memantaskan dirinya untukmu. Did you see that?
Seletih apapun dia, semuncul apapun egonya, dia selalu merasa bersalah bahwa dia menyakitimu. Coba tengok barang sebentar. Apa dia masih ada untuk menungguimu?

Di luar sana, banyak yang jauh lebih berarti daripada kamu. Yang menjanjikan kebahagiaan mutlak, ah tidak usah munafik kamu pasti akan berkata "Yasudah, kalau memang ada yang lebih dari aku. Pergilah" tapi yakinlah, kamu akan menyesal melepaskan orang terbaik di hidupmu...

Dia tau ada orang yang lebih baik daripada kamu. Tapi kamu tau? Seperti apapun kamu, dia tetap memilihmu...

Senin, 27 Mei 2013

Apa Kamu Akan Tetap Bertahan?

Kamu sudah tau kan? Seberapa sering aku kadang melawan sakitku.
Bertahan dengan tasbih dan doa. Peralatan dokter, obat.
Kamu sudah taukan? Kalau rambutku mulai rontok helai demi helai.
Kamu sudah taukan? Kalau kulitku sudah mulai keriput karna alat-alat itu dan obat kimia yang menjalar jadi prioritas di tubuhku agar aku bertahan.

------------
Apa kamu masih mau? Bertahan di sampingku ketika rambutku bahkan sudah rontok sama sekali?
Apa kamu masih mau? Bertahan disampingku ketika berjalanpun aku harus dipapah.
Apa kamu masih mau? Bertahan disampingku ketika aku harus menggunakan kursi roda untuk menggantikan kakiku?
Apa kamu masih mau? Bertahan disampingku ketika kamu hanya bisa menungguiku disamping kasurku?

Aku tidak memaksamu bertahan disampingku. Karna aku tau, di luar sana banyak yang lebih normal dari aku..
Yang tidak berkutat dengan dokter, tidak berkutat dengan obat. Bahkan... ah sudahlah :)

Setidaknya,
kalau kamu pergi meninggalkan aku. Kamu pernah jadi alasanku berjuang.
Kalau kamu pergi, aku amat bersyukur pada Tuhan bahwa aku di ingatkan masaku untuk membahagiakan kamu usai..

Setidaknya,
Aku tak akan menyerah begitu saja untuk bertahan...
Tuhan tau aku berhak bahagia.
Jadi Tuhan pasti izinkan, kamu ada di sampingku.. apapun masalah, dan keadaannya..

Kamis, 16 Mei 2013

The Past is The Past ~

Setiap orang wajar kan kalau dia pernah punya masa lalu,
Ngejalanin segala sesuatunya dengan seseorang sebelum kamu.
Menyayangi sedalam-dalamnya, bahkan mempertahankan sebegitu hebatnya...
Wajarkan? Dia pernah mencintai, seseorang sebelum kamu?

------------
Tapi sekarang,
Lihat dengan siapa dia berdiri sekarang?
Lihat siapa yang ada disampingnya sekarang?
Lihat, siapa yang disayanginya sedalam-dalamnya, digenggamnya erat-erat sekuat hatinya?
Itu Kamukan? Bukan masalalunya?

Lalu, apa yang kamu cemaskan?
Kamu mencemaskan sesuatu yang bahkan dia nggak pernah pedulikan...
Masih kurang cukup dengan "siapa yang dia pedulikan sekuat hatinya sekarang?"
Kenapa kamu mencemaskan sesuatu yang nyatanya nggak pernah ada...

------------
Coba lihat kamu,
Lihat seberapa kuat kamu dulu.
Kamu juga pernahkan mencintai seseorang sedalam-dalamnya, mempertahankan sekuat hatimu. Itu dulukan?
Coba, sesekali. Lihat dia, dengan sudut pandangmu yang lain.
Apa dia mencemaskan sesuatu yang sudah lewat? Apa dia mencemaskan kamu dan "dia". Jawabanmu masih Tidakkan?

Karena dia tau,
Kamu berdiri disampingnya,
Karena dia tau,
Kamu menggenggam tangannya.
Karena dia tau,
Hidupmu sekarang, bahkan hatimu sekarang untuknya.

Berhentilah mencemaskan sesuatu yang sekarang menjadi hantu fiktifmu.
Karna percayalah, masa lalu akan tetap jadi masalalu...
Dan yang kamu jalani adalah masa sekarang, yang apa kata waktu bisa berubah jadi sebuah masa depan.. :)



Untuk Kamu yang Kehilangan Harapan...

Kamu pernahkan? Setelah menggantungkan harapan, ternyata akhirnya menguap begitu aja. Entah lewat airmata, atau kamu melepaskannya dengan kata "ikhlas"

Kamu pernahkan? Setelah lepas dari sakit, luka yang belum kering. Dengan beraninya menggantungkan harapan baru...

Kamu pernahkan? Setelah menata lagi hati, dengan kepingan yang belum lengkap. Dengan beraninya, menghapus air mata, dan membiarkan sebuah harapan tumbuh..

Tumbuh dalam mimpi... Angan... Bahkan dari rasa tidak percaya.

Semua orang pernah seperti itu, memperjuangkan.. Namun akhirnya lepas.. Di perjuangkan, namun tidak sama sekali memperjuangkan.

----------
Jangan dikira, memulai harapan baru itu mudah. Menumbuhkan rasa percaya harapan itu mudah.
Sulit, pasti. Tapi mau berhenti, lalu menatap kosong harapan yang sudah kamu mulai sendirian. Dengan kaki yang mulai letih berjalan, otak yang sudah mulai letih berfikir, hati yang sudah mulai letih disakiti.

Entah seberapa sering kamu kehilangan sebuah harapan, bukan berarti kamu harus menyerah...

Entah seberapa sering kamu ditinggalkan harapan, entah cinta, entah mimpi, entah cita-cita. Bukan berarti lantas kamu menyerah untuk mengejar.

Coba renungkan, seberapa sering air matamu menetes karena harapan... Seberapa sering kamu merasa, "Harapan itu ada... Ada, tapi.... Hilang"

Nggak ada yang salah dengan berharap, nggak ada yang salah dengan seberapa seringnya kamu menggantungkan harapan. Ngga ada yang salah, seberapa sering kamu bercerita pada bintang tentang harapanmu...

Segala hal... Lihat, seberapa letihnya kamu membangun segalanya. Demi kamu dulu... Lalu lakukan untuk orang lain..

Harapan yang kamu inginkan, pasti... Pasti kamu dapatkan.. Lebih...
Ketika kamu percaya, ketika kamu berani. Punya harapan, punya mimpi... Dan jadi tujuan 'pulang'

I Always be Loved with Reason

I Always be Loved with Reason..
Kadang aku ngerasa, nggak semua hal bisa tanpa alasan. Termasuk tentang soal di cintai...

I Always be Loved with Reason..
Ngga semua hal tentang aku bisa di jadikan sebuah alasan, untuk di cintai...

I Always be Loved with Reason
Bahkan aku yang pernah bertahan dengan satu sanggahan, bertahan untuk tetap berdiri di sisi yang sama tanpa alasan. Tapi, seseorang selalu punya alasan, untuk merubah sebuah perasaan.

I Always be Loved with Reason
Entah fisik, atau penampilan. Bahkan sejajaran sifat dan sikap. Bisa jadi alasan untuk merubah sebuah perasaan. Dari yang sangat... Bisa jadi biasa.

I Always be Loved with Reason
Sesekali. Aku ingin, membiarkan segalanya mengalir meski dengan alasan. Bersyarat..

I Always be Loved with Reason
Sesekali, aku bahkan ingin di cintai tanpa alasan. Apapun! Bahkan secuil itu untuk berubah..

---------
Di cintai itu selalu di awal, tanpa alasan hingga akhirnya kamu akan temukan alasan untuk merubah sebuah perasaan yang awalnya mendalam. Entah apapun, tapi yang aku tau. Sesuatu yang tulus, nggak akan pernah menemukan alasan.
Ya...
cinta itu selalu bersyarat..


Dan nanti,
entah kapan. Tuhan selalu pilih jalan yang terbaik. Membiarkan aku dengan sakit ini, bergumul dan membiasakan. Suatu saat Tuhan akan tunjukkan keajaiban,
Bahwa aku pantas di cintai tanpa sebuah alasan...

Rabu, 15 Mei 2013

"... Izinkan Aku Sembuhin Lukamu ya?"

Sadar atau nggak, semua kejadian yang di tuliskan Tuhan selalu "Ajaib"
Pertemuan yang nggak sengaja pun bisa berakhir di sebuah cerita baru, yang sempat melencengkan sebuah tujuan. Bahkan yang awalnya cuma sekedar kenal akhirnya ingin lebih kenal, memastikan perasaan itu benar ada atau nggak. Atau, cuma sekedar lewat.

Oke, sekali lagi aku bilang. Tuhan selalu "Ajaib"
Ini aku, yang ngga tau mau apa, (basically I just broke up with my ex). Ngebuka hati pun rasanya sulit, dan lagi-lagi, Tujuan awalku "di stop" sementara sama Tuhan.

Berantai, tapi Tuhan merawat "sakit"nya aku dengan cara yang ajaib. Gara-gara chatting kalau aku bilang. Konyol, mungkin sebagian dari kalian mikir "aduh, ngapain sih gini aja pake di tulis" tapi beginilah caranya aku mengingat segala keajaiban Tuhan atas aku :)

Sempat sesekali aku mikir, kayaknya bakal stuck disini. Nutup hati dulu sampai... Ya.. Benar-benar, serius.
Nggak bakal pernah paham sama semua rencana Tuhan untuk segala macemnya. Bahkan saat itu aku masih susah menemui senja, karna cuma mendung.

Tapi...
Itu semua bikin aku punya kenangan, bahwa "kamu perlu mengenal dunia sekitarmu. Peduli setan sama omongan orang tentang kamu..." Aku beranjak dari sini, dari tempat yang awalnya bikin aku porak poranda dengan jalan cerita yang luar biasa hebat. Aku belajar mencintai diri sendiri dari sebuah arti di sia-siakan.
Ya, singkat cerita. Aku memang pernah di sia-siakan ;)

Keajaiban ini bener-bener terjadi, yang akhirnya bikin aku belajar bersyukur atas apa yang aku punya. Termasuk KAMU :)
dari yang 1/4 hati mau di ganti magnum :) sampe akhirnya jadi 1. Semua kejadi gitu aja, tapi puzzlenya masih harus di susun. Harus di tata lagi.
Iya, sekitar 12 minggu yang lalu. Kamu bilang semuanya, ditempat yang bisa kita bilang "aneh" tapi punya kenangan. Kamu yang suka naik turunin perasaanku, kamu yang akhirnya sempat aku buat jenuh atas segalanya, kamu yang.... kamu yang.... Keajaiban itu ada...
Ini awal segalanya, awal cerita. Puzzle yang harus di susun satu demi satu, hati yang harus di tata ulang. Memang baru sebentar sih, tapi.... Aku belajar banyak hal dari kamu.





Kamu punya mimpi... Aku... Kita....
Tanpa kamu sadari, kamu sembuhin segala hal. Walaupun terkadang, masih ada sisi yang kamu koyak.
Terimakasih masih membuat aku percaya bahwa aku masih di cintai setelah di sakiti. Masih membuatku bertahan hingga detik ini, terima kasih masih bertahan dengan segala canda, capek, sedih, air mata, bahagia... Bahkan keajaiban baru yang kamu tulis di buku harianku yang baru.

"Bukan soal kesempurnaan, bukan soal kekurangan atau kelebihan satu sama lain. Ini soal menerima.. ini soal bersyukur dan percaya, bahwa keajaiban itu selalu ada"

Kamis, 11 April 2013

Sepucuk pesan Untuk Bunda

Untuk Bunda,
Selamat malam Bunda.. Mungkin bunda sudah terlelap dengan sejuta pikiran yang bergelayut di kepala bunda..
Entah sekedar memikirkan ananda, atau lainnya..
Bunda, bunda adalah perempuan terkuat yang pernah ananda tau. Dengan kepingan kesabaran merawat ananda. Yang rela menitikkan air mata ketika ananda salah.. Ananda buat kecewa..
Bunda.. Maafkan ananda, jika hingga sejauh ini. Selangkah pun ananda belum bisa membahagiakan bunda..
Bunda.. Bunda adalah salah satu alasan kenapa ananda kuat hingga saat ini.. Bunda adalah alasan kenapa ananda mampu berjuang.. Bunda, lihat bunda.. Lihat.. Ananda sudah dewasa sekarang.
Bunda.. Ridhoi ananda melangkah.. Ridhoi ananda dengan setiap doa yang kau panjatkan setiap sepertiga malam.. Ridhoi ananda yang kau sebut di tiap doa dalam hembus nafasmu..
Bunda..
Jangan biarkan ananda terjatuh bunda.. Ingatkan, ingatkan ananda. Bahwa bunda siap menarik ananda, ketika ananda terjatuh.. Panjang umur bundaku sayang.. Sehat selalu..

Rabu, 10 April 2013

Untuk Tuhan, Malam ini


Tuhan,
Nanti kalau aku sudah nggak ada.. Apa ada yang akan menangisi aku?
Nanti kalau aku sudah nggak ada.. Apa ada yang akan merindukan aku?
Tuhan,
Kalau aku sudah di panggil pulang, bagaimana mereka yang membenciku?
Tuhan,
Kalau aku sudah pulang, apa ada yang akan mendoakan aku? Tanpa terpaksa?
Tuhan,
Aku belum selesai dengan tugasku… Boleh aku minta waktu?
Tuhan..
Mungkin ini satu-satunya kesempatan, aku bisa menundukkan hati.. Tenggelam dalam air mata.
Terima kasih Tuhan, terima kasih..
Rindu yang terlupakan, terluapkan sudah.. Terima kasih..

Selasa, 09 April 2013

Harapan di Dalam Asap Rokok

Tidak bertemu senja lagi rupanya, sore ini turun hujan. Aku hanya bisa menikmati hujan lewat jendela yang bersanding sebelah pintu kamarku, lagi melow. Tentu aja jadi teman setiaku. Aku meninggalkan sejenak rutinitasku, kali ini aku ya.. Mungkin sedang merindu. Entah, merindu dengan dia yang sedang jauh di sana. Ngomong-ngomong, kau tak perlu taulah aku siapa dan apa yang aku lakukan.
Hei, suara hujan ternyata lebih lantang dibanding laguku. Lantas ku matikan, aku berpindah tempat. Kenapa begitu sunyi? Atau hanya perasaanku?
Maaf kopi, ku diamkan kamu hingga asap putihmu tak lagi membumbung. Tunggu, tetap disini. Aku hanya ingin menyalakan sebatang rokok. Aku penat, entah. Semua seperti bertabrakan. Tapi sudahlah, aku hanya ingin tersenyum dan menikmati suara air yang turun dengan derasnya. Ingin bergabung, tapi.... Sudahlah, biar aku tetap disini. Hujan, aku di temani sebatang rokok ini. Menyaksikanmu menari indah di ujung dedaunan. Sepintas ku lihat asap yang ku hembuskan.Asap itu langsung menari indah ke atas, menerjangmu walaupun menghilang karna sapuanmu. Ah sepertinya aku malu, malu bahwa kenyataannya harapan tinggal harapan ya? Setelah hadangan itu lantas aku berhenti. Laki-laki macam apa aku?
Dia yang aku cinta di renggut, aku diam saja. Ya, asal dia bahagia pikirku. Aku takut bermimpi, takut berharap setelah semua harapan itu hancur begitu saja. Mereka bilang aku bahagia, mungkin aku punya semua yang aku butuhkan. Tapi tetap saja, aku hanya ingin dia. Lagi-lagi, ku hisap dalam-dalam lalu ku hembuskan perlahan sambil mataku terpejam. Aku menikmatinya...
Sekali lagi, ku hisap dalam-dalam dan ku hembuskan perlahan. Sambil aku ucapkan sedikit harapanku. Biar dia hilang di terpa hujan, asal harapanku di bawa angin ke langit dan di jadikan sebuah kenyataan. Aku terkadang ingin menyerah kataku, tapi lagi-lagi. Aku di hadapkan bahwa aku bisa lebih baik dari ini. Lebih bahagia dari ini, hujan... Kamu dengar aku? Aku masih melihatmu dengan seksama. Terkadang turunnya kamu adalah sebuah tujuan, yakan? Sama, mungkin aku terjatuh adalah sebuah tujuan. Entah pesan apa yang ingin di sampaikan Tuhan..
Hei hujan,
sebatang saja cukuplah, toh ceritaku usai. Jangan hanyutkan ceritaku ya? Simpan dan bawa ia kelaut. Seperti sungai yang akhirnya bermuara ke laut lepas. Sampaikan salamku pada senja yang masih tidak kau izinkan dia keluar, barang kali kau ingin menjaganya ya? Tenang, aku tidak lagi bersedih, meski ia menikahi orang lain. Aku pasti menikahi perempuan terbaik nantinya, ya sekarang yang mungkin berteduh. Sampaikan pada senja, aku merindukan dia.
Harapanku cukup.. Cukup membumbung tinggi bersama asap rokokku tadi. Biar ia hilang, asal harapanku sampai ke Tuhan..

Senin, 08 April 2013

Untitled ; Random

"Apa masih bisa bertahan dengan sebuah rasa yang sudah berubah?"
"Berubah? Maksudnya?"
"Aku kehilangan rasa nyaman"

Adil? Aku rasa tidak.
You already fight, struggle for everything. Mungkin hanya rasa jenuh, ini sementara. Bukan selamanya.
Tapi berjanjilah,
You won't be change. Tetap seperti ini sampai aku kembali dengan rasaku, aku bukan egois. Aku masih ingin lihat kamu disisiku. I'll try to struggle also. For you of course.
For God sake,
Ini hatiku, ini sebuah rasaku. Malam ini sedikit random ya?
Perjalanan ini tidak akan terhenti begitu saja kok.. Ini hanya sebuah tekanan, aku tidak ingin menyalahkan siapapun. Bahkan menyalahkan keadaan dan waktu sekalipun.
Mungkin aku hanya perlu berdamai.
Denganmu, keadaan dan dengan waktu..

"I just tired with this,"

Selasa, 26 Maret 2013

Ekspedisi singkat tentang perjalanan sebuah perasaan.

Hai, bertemu lagi kali ini. Otak sedikit penuh, dan jenuh. Ah pening, biar sedikit kupaksa menulis ya?
Seharusnya baik-baik saja, perasaan yang tadinya sensitive, peka. Akhirnya? Oke, kita sebut saja ini minus. Senggolan berulang kali tanpa sadar akhirnya buat segala hal berubah.
Egois, Jahat? Terserah kamu mau sebut ini apa. Tapi begini adanya, sebenarnya perasaan ini besar. Awalnya, iya. Sampai berulang kali batas kesabaran yang aku ciptakan kamu goyahkan berulang kali. Aku tidak menyalahkan siapapun, catat ya! Sama sekali tidak menyalahkan siapapun atas hal ini. Tapi bersyukurlah aku masih di beri kesempatan untuk tersenyum. Ntah karna siapa, hahaha. Setidaknya itu meringkankan bebanku sedikit.
Hei, hei! Hampir mati ini, sedikit lakukan hal yang membuat perasaanku kembali. Buat aku peka lagi tentang hal-hal kecil tentang kamu. Aku sudah bilangkan, mumpung perasaan ini belum hilang sama sekali. Tapi, oke. Terserah apalah. Aku mulai sedikit mati rasa. Iya, ekspedisinya usai. Aku menanti kali ini. Aku cuma bisa menghembuskan nafas panjang. Sedikit lagi.. Untuk bertahan.

Akhir Bulan Maret ; Itu? Setelah Dia, lalu Aku?

Hai, bagaimana kabarnya? Sudah lama aku tidak bercengkrama. Kabar baik, hari ini di kotaku sedang cerah. Belum mendung kalau aku bilang.
Kali ini, aku ingin bercerita lagi. Bolehkan?
Sudah berapa lama terakhir kali aku menorehkan catku dengan kuas patahku? Pasti sudah lama sekali ya, dan aku menyimpan rindu ini sendirian. Sejauh ini aku bingung harus membuang segala hal, ketakutan, keraguan bahkan semua yang sedang bergelayut di otakku ini. Dengan koneksi yang tersendat-sendat, kamu pikir semua akan terbilang mudah?
Ini bukan tentang kamu dan masa lalumu, atau aku dengan masa laluku. Ini tentang, bagaimana kamu pernah memberikan itu ke orang lain dan akhirnya memberikan itu kepadaku. Hei, aku bukan penerima barang bekas. Mungkin ini perkara keisenganku, oke. Aku minta maaf, aku tau kamu benci ketika masa lalumu di buka lagi. Kenapa? Mengingatkan tentang moment-moment yang pada akhirnya membuat kamu "terpuruk"? Tapi kalau bukan begini, mungkin pertanyaanku sampai kapan akan terus jadi tanda tanya. Setidaknya sekarang, aku tau itu bukan hanya untukku. Tapi pernah untuk masa lalumu. Kamu pikir ini adil?
Ah yasudahlah, toh apapun yang aku sampaikan dan apa yang kamu sampaikan cuma akan saling berbenturan seperti biasa. Kitakan sama-sama kutub selatan.

Ngomong-ngomong, apakabar senja? Terakhir kali aku bertemu beberapa waktu yang lalu. Aku masih bertemu bintang dan bulan setiap malam akhir-akhir ini karna hujan sedang tidak menyapaku setiap malam.
Ah cat dan tintaku sudah mulai menipis, begitu juga kanvasku. Biar ku tutup dulu ya ceritaku hari ini. Sampai aku siapkan cat dan tintaku yang baru..

Jumat, 15 Februari 2013

Kamu Butuh Satu Sayap Lagi untuk Terbang

apa kamu sudah selesai bercumbu dengan egomu? Lalu menepikannya sebentar dan mendengarkan bisikku? Ya.. Itu juga kalau kamu mau.
Apa kamu sudah selesai bermain dengan egomu dan melihatku terbang terseok-seok karna sayapku patah? Kamu sudah berdamai rupanya? Setelah memaksakan bahwa kamu mampu terbang dengan satu sayap dan mengabaikan aku yang berjuang agar kamu tidak terjatuh ke tanah. Aku melindungi kamu dibanding diriku sendiri. Tapi sepertinya kamu masih enggan ya melihat ke sekelilingmu?
Sekarang kamu baru sadar bahwa aku terseok-seok sendirian karna sayapku patah, dan kamu baru sadar bahwa 'ada aku' ? Ini semua tidak akan berhasil kamu tahu? Jika kamu memaksa untuk berjalan sendirian dan membiarkanku berjuang.  Kamu tahu aku selalu punya tempat untuk pulang, bahkan tanpa kamu sekalipun. Satu sayapku siap menopangku, sembari ku perbaiki sayapku yang satunya. Jangan biarkan aku terbang menjauh setelah sayapku siap membawaku pergi.

Senin, 28 Januari 2013

Aku Menolak Bertahan

Sedari tadi hujan enggan turun sepertinya, matahari bersinar dengan teriknya. Aku masih duduk di sudut gelap itu, dengan otak penuh dengan pertimbangan.
Mari kita kembali saat-saat itu, masih ingat? Aku yakin tidak. Ah sudahlah, itu sudah tak penting lagi sekarang. Ini sudah petang, langit bahkan masih cerah. Masih saja di hadapkan pertanyaan seperti itu ya? Ah... Biar toh nanti terbiasa, dan akhirnya keadaan mengubah segalanya.Pernah kan aku bilang berulang kali? Tentang bagaimana aku selalu mencoba untuk membiarkan rasa ini tetap pada tempatnya. Tapi, apa kamu sadar? Justru sebenarnya bahkan kamu yang menuntutku untuk lebih mengerti kamu?
Aku harus apalagi, agar perasaan ini tetap sama. Tetap berdiri di tempat yang sama seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Sungguh, aku letih... Letih.. Aku dilema, tapi tenang. Aku masih mengingat, iya. Mengingat... Mengingat keping demi keping kenangan kita, hanya saja.. Aku mulai dibawah tekanan. Bolehkan aku menolak bertahan kali ini?

Kamis, 24 Januari 2013

Untitled #PesanTengahMalam

Jadi begini,
Aku memulai dengan sebuah keputusan. Kalau pun kamu bilang ini sebuah kesalahan, mungkin ini kesalahan terindah yang pernah aku buat. Aku dan kamu memulai dengan saling memperjuangkan sebuah rasa, yang berada pada keadaan salah. Aku berhenti melawannya, dan menyerah pada hati untuk memperjuangkan sebuah rasa yang aku anggap pantas.
Kamu tau persis bagaimana aku rasa yang aku ciptakan untukmu, disela logika dan perasaan yang baru tergoncang. Kamu tau bagaimana mencintai kamu itu terasa susah. Tapi aku masih ingin mempertahankan rasa ini karna aku letih dengan keadaan masa lalu. 
Aku memulainya dengan menggantungkan harapan, di telapak tangan Tuhan. Bukan hanya pada bintang, berharap malaikat memeluk doaku dan membawanya pada Tuhan. Mungkin aku salah ya? Membayangkan sesuatu yang indah dan pantas untuk aku perjuangkan awalnya. Bukan begitu?
Aku menyadari kesalahanku, egoku terlalu besar dan ya! Dia menang, semua itu memberikan aku pelajaran. Bahkan sampai sekarang. Apa kamu ingat, aku pernah memandangmu dalam diam, memperhatikanmu dalam sunyi? Bahkan aku pernah ada ketika sepi merenggutmu. Bahkan kali ini, masih dengan perasaan yang sama.
Kamu memintaku untuk mengerti tentang segalanya, apa ini hanya tentang kamu? Lalu tentang aku? Tentang kita? Bahkan sedikit pun kamu enggan menengok dimana aku masih berdiri.
Apa aku bayanganmu? Kamu menempatkan aku dibelakangmu, sedangkan aku? Lihat, dimana kamu berada. Di sampingku bukan? Karna kamu bukan bayanganku. 
Mungkin aku hanya sebagian dari hatimu dan bukan sebagian dari hidupmu, iya.. Aku bahkan mengerti sedikit demi sedikit. Bahkan hampir keseluruhan. Aku sadar, aku tak mampu menggantikan kenanganmu dengan dia. Aku paham, bahkan mungkin dia tertawa sekarang. Aku tak peduli. Aku mungkin berdiri disini, dengan senyum yang sama. Mengingat, kamu bertahan dengan egomu, aku dengan egoku. Kamu lelah, aku menyerah.. Adil? 
Tapi nanti, ketika aku mulai menghilang. Dengan rasa yang akhirnya berubah jadi serpihan,ini saatnya kamu mengerti ya? Bahwa mencintai kamu itu.. Sulit...

Kamis, 10 Januari 2013

Adam & Hawa : Laki-laki & Perempuan

Entah benar atau salah. Aku hanya ingin berbagi sebuah kisah dan sebuah alasan.

Hawa di ciptakan dari tulang rusuk seorang Adam bukan? Dengan alasan agar Adam mempunyai keturunan dan Adam mempunyai seorang pendamping.
Tapi taukah,
di balik antara salah dan benar.
Hawa di ciptakan ketika Adam sedang tertidur. Sekali lagi, entah benar atau salah.. Ketika Hawa di ciptakan dari tulang rusuknya. Adam sedang tertidur, mungkin Tuhan tak ingin Adam merasakan sakit ketika salah satu tulang rusuknya di ambil untuk di jadikan seorang perempuan.
Mungkin ini pula salah satu alasan, kenapa laki-laki dan perempuan berbeda. Kenapa laki-laki dengan logikanya dan perempuan dengan perasaannya.
Tapi sumpah, bukan karna aku perempuan lantas aku membanggakan diri. Bukan, bukan itu. Hanya saja kenyataan menggambarkan seperti itu. Laki-laki pada kenyataannya sepersekian persen di gunakan logika, berwadahkan ketenangan sayang... Cenderung pada akhirnya gampang menyepelekan. Kembali lagi, Tuhan menciptakan Hawa ketika Adam tertidur untuk menghindari rasa sakit. Logika sering di jadikan sebuah alasan. Lantas? Iya, Tuhan menghindarkan mereka dari rasa sakit.
Perempuan itu?
Ah, iya kita tau kan.. Perempuan makhluk Tuhan yang selalu berkecimpung dengan emosi. Namun sekali lagi, perempuan di ciptakan dengan rasa sabar yang LUAR BIASA ah entah di sebut apa :) Buktinya, sepersekian kali di beri sakit, di tinggalkan luka, masih bisa berdiri dengan sumber kekuatan yang sama. HATINYA :)
Meski sering berujar "Sabarku habis" tapi kenyataannya, masih disisakan sabar yang... Tidak terhingga. Letihnya mereka itu tanda terhentinya air matanya menangisi dia yang di cintainya.

"Tuhan menciptakan perempuan dan laki-laki dengan kodrat yang sama tapi dengan luas hati yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah pijak dimana seorang laki-laki meletakkan sumber kekuatannya. Dia yang menyebutmu "sebagian dari hidup dan hatinya" dan ingat bahwa ada kamu untuk tujuan Pulang"

Senin, 07 Januari 2013

Aku, dan Kamu - Lahir dengan SEBUAH TUJUAN.

Pernahkan menyesal di lahirkan di dunia ini? ah aku rasa semua orang pernah merasa seperti itu. Entah, karna kecewa atau apapun itu di sebut. Aku sendiri pernah merasakan hal itu, bukan bukan... Ini bukan curhat.
Pernahkan kesal karna semua orang memandang sebelah mata atas apa yang kita lakukan? Atau bahkan membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain yang bisa di bilang "dia segalanya" . Aku bahkan sering membandingkan diri dengan orang lain ketika aku merasa "oke, i can't do like he/she doing!"
Pernah ada pertanyaan "kenapa harus di lahirin di dunia ini kalo gini?"
Pertanyaan demi pertanyaan yang sama pasti sering terlintas di otak kita walaupun kita tidak menyadari itu.

But.
We're never know that God has a purpose. Maksudnya, kita lahir di dunia ini bukan tanpa sebab. Kita lahir di dunia ini dengan tujuan. Entah apapun tujuan apapun yang di rencanakan Tuhan. Itulah sebabnya.
"Kita lahir bukan tanpa kekosongan ruang",  kita ada karna cerita di buku kontrak kita seperti itu.

Apapun yang kamu lakukan, apapun cerita yang sudah kamu goreskan, apapun yang pernah kamu sesalkan. Bukan berarti tanpa jawaban..
Sadar atau tidak,
Kita di lahirkan dengan kebahagiaan dan kesakitan di sela-selanya. Dengan cerita dan tujuan di akhirnya.

"kamu hebat dengan caramu memandang sesuatu, karna kamu dilahirkan dengan tujuan. Kamu di lahirkan dengan sejuta mimpi. Kamu di lahirkan untuk menjadi seseorang. Ya! Orang hebat, orang yang akan menantang dunia dengan kebaikan yang kamu miliki! Kamu bisa dengan caramu.. Ya, kamu.. Kamu yang pernah merasa pesimis dengan dunia. Percayalah, ada kekuatan yang bahkan kamu ga pernah tau..."

Kamu Kuatkan?

Hari ini mendung ya? Ah... Setiap hari juga hujan.
Kamu masih duduk di tepiannya? Sudah, kamu waktunya berhenti. Kamu pernah tanyakan, berhenti apa? Berhenti menangis, berhenti menyesali keadaan.
Ini sudah terjadi, kamu terlanjur masuk dan basah. Bukan berarti kamu tidak bisa keluar dan mengeringkan diri kan?
Kamu jangan pernah merasa bahwa ini sia-sia. Tidak ada yang sia-sia. Ayo sudah, berdirilah. Hadapi ini semua. Kamu bukan pengecut yang takut dengan kenyataan bahwa kamu sudah tidak bersama dia lagi kan?
Iya, semua orang pernah merasakan takut. Begitu juga aku. Tapi keberanianku jauh lebih besar di banding rasa takutku. Yang ku takutkan hanya satu, aku membiarkan rasa sakit itu menjalar hingga ke urat nadiku.
Bukan, bukan tidak bisa di sembuhkan. Bisa, hanya saja kamu jangan menunggu waktu yang menyembuhkan. Lakukan sendiri karna kamu yang merasakan.
Jangan terus-terusan kamu merasakan dengan rasa. Beri kesempatan akalmu menyembuhkan. Kamu tau, kamu lebih baik berdiri sekarang, tantang dunia. Dan buktikan kamu bisa. Karna kamu hebat dengan caramu berfikir dan caramu mencintai...

Kamis, 03 Januari 2013

Puzzle

Masih terasa sisa percecokan kita dua jam yang lalu, dengan sisa genangan air becek selepas hujan. Senja masih engga menampakan sinarnya dan membiarkan mendung memenuhi singgasananya. Miris ya? Bukan miris, tapi rasa itu terinjak lalu terkapar.
Aku masih menutup diri untuk menemui malam, biar gelap yang sambut kepingannya. Kamu sudah temukan pecahannya? Dimana? Jangan kamu bawa, kembalikan itu padaku. Itu bagian tubuhku yang seharusnya kamu kembalikan, bukan kamu ambil lalu kamu sembunyikan. Aku letih mencari puzzle yang kurang satu ini. Bukannya dulu aku sudah izinkan kamu bawa tapi kamu hancurkan berkali-kali sampai akhirnya kamu hilangkan?! Lalu ketika aku sudah menemukan, kamu minta itu kembali. Aku beri kesempatan kesekian kali, oke. Sekian kali, lalu kamu sembunyikan dan kamu bilang "aku cuma gamau kamu pergi, itu aja"