Selasa, 09 April 2013

Harapan di Dalam Asap Rokok

Tidak bertemu senja lagi rupanya, sore ini turun hujan. Aku hanya bisa menikmati hujan lewat jendela yang bersanding sebelah pintu kamarku, lagi melow. Tentu aja jadi teman setiaku. Aku meninggalkan sejenak rutinitasku, kali ini aku ya.. Mungkin sedang merindu. Entah, merindu dengan dia yang sedang jauh di sana. Ngomong-ngomong, kau tak perlu taulah aku siapa dan apa yang aku lakukan.
Hei, suara hujan ternyata lebih lantang dibanding laguku. Lantas ku matikan, aku berpindah tempat. Kenapa begitu sunyi? Atau hanya perasaanku?
Maaf kopi, ku diamkan kamu hingga asap putihmu tak lagi membumbung. Tunggu, tetap disini. Aku hanya ingin menyalakan sebatang rokok. Aku penat, entah. Semua seperti bertabrakan. Tapi sudahlah, aku hanya ingin tersenyum dan menikmati suara air yang turun dengan derasnya. Ingin bergabung, tapi.... Sudahlah, biar aku tetap disini. Hujan, aku di temani sebatang rokok ini. Menyaksikanmu menari indah di ujung dedaunan. Sepintas ku lihat asap yang ku hembuskan.Asap itu langsung menari indah ke atas, menerjangmu walaupun menghilang karna sapuanmu. Ah sepertinya aku malu, malu bahwa kenyataannya harapan tinggal harapan ya? Setelah hadangan itu lantas aku berhenti. Laki-laki macam apa aku?
Dia yang aku cinta di renggut, aku diam saja. Ya, asal dia bahagia pikirku. Aku takut bermimpi, takut berharap setelah semua harapan itu hancur begitu saja. Mereka bilang aku bahagia, mungkin aku punya semua yang aku butuhkan. Tapi tetap saja, aku hanya ingin dia. Lagi-lagi, ku hisap dalam-dalam lalu ku hembuskan perlahan sambil mataku terpejam. Aku menikmatinya...
Sekali lagi, ku hisap dalam-dalam dan ku hembuskan perlahan. Sambil aku ucapkan sedikit harapanku. Biar dia hilang di terpa hujan, asal harapanku di bawa angin ke langit dan di jadikan sebuah kenyataan. Aku terkadang ingin menyerah kataku, tapi lagi-lagi. Aku di hadapkan bahwa aku bisa lebih baik dari ini. Lebih bahagia dari ini, hujan... Kamu dengar aku? Aku masih melihatmu dengan seksama. Terkadang turunnya kamu adalah sebuah tujuan, yakan? Sama, mungkin aku terjatuh adalah sebuah tujuan. Entah pesan apa yang ingin di sampaikan Tuhan..
Hei hujan,
sebatang saja cukuplah, toh ceritaku usai. Jangan hanyutkan ceritaku ya? Simpan dan bawa ia kelaut. Seperti sungai yang akhirnya bermuara ke laut lepas. Sampaikan salamku pada senja yang masih tidak kau izinkan dia keluar, barang kali kau ingin menjaganya ya? Tenang, aku tidak lagi bersedih, meski ia menikahi orang lain. Aku pasti menikahi perempuan terbaik nantinya, ya sekarang yang mungkin berteduh. Sampaikan pada senja, aku merindukan dia.
Harapanku cukup.. Cukup membumbung tinggi bersama asap rokokku tadi. Biar ia hilang, asal harapanku sampai ke Tuhan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar