Minggu, 07 Juli 2013

Maafkan Untuk Aku Yang Tak Sempurna

Berulang kali aku membawakan keluh kesahku, tanpa jeda sedikit pun agar membuatmu mengerti bahwa aku takkan bisa...
Berulang kali uraian cerita tanpa koma aku utarkan secara gamblang agar kamu mengerti,
Aku masih terduduk sendiri, memahami kamu... Memahami caramu... Memahami bagaimana sesungguhnya aku dimatamu...

Tapi kali ini,
Sudah habis dayaku... Sudah habis air mataku yang menari hampir setiap hari.
Sudah habis dayaku untuk tetap berdiri dan memintamu terus menjalani cerita yang bahkan aku tak pernah paham kemana segalanya berakhir.

Maafkan, aku yang hampir setiap hari memujimu di depan mereka dengan menutupi segala perasaan yang sebenarnya, bahkan aku jauh dari bahagia.
Letih ini bukan cerita berkelanjutan. Aku memutuskan untuk berdiri bersamamu, disampingmu...
Ah...
Lupakan, segalanya berat.
Bukan aku tidak ikhlas, aku hanya letih memperjuangkan orang yang bahkan tidak melihatku barang sebentar.

Aku masih tidak paham dengan definisi ini,
Antologi yang masih jadi tanda tanya besar dengan bualan "Happy Ending"
Bagaimana menurutmu tentang "Sayang yang Menguasai"

Aku bukan seseorang yang bisa terus berdiri disampingmu, selama ini sudah cukup kamu memporak porandakan seluruh ruang hati dan hidupku. Memaksaku untuk mencintai kamu yang bahkan kamu lupa setiap kepingan cerita yang aku punya, itu akan masuk dalam kehidupanku.
Kamu memaksaku untuk dewasa, namun berbatas dengan asa yang kamu miliki.
Bukan sepihak, aku hanya letih membawa "Kita" kalau akhirnya kamu kembalikan lagi menjadi "Cuma Tentang Aku"
Tapi kali ini, tengok aku!
Masih berbekaskah cerita yang aku berikan?
Aku pernah menobatkan kamu sebagai yang terindah, sebagai seseorang yang lebih baik dari ceritaku yang kini sudah ku bakar habis.
Harapan itu kamu bakar sendiri, kamu hapus sendiri. Dengan gantinya kamu menyalahkan aku yang melakukan itu semua. AKU PENYEBAB ITU SEMUA.

Memang ini semua salahku, seharusnya aku berhenti mencinta.. Setelah terluka, boroknya masih basah... Dan kamu menambahkan lagi luka, tepat di sesuatu yang aku sebut dengan hati.
Sadar?
Kamu penyebab aku berubah,
Kamu penyebab aku berpaling,
Kamu penyebab aku mengubur hidup-hidup asa yang pernah ada.
Kamu penyebab aku menarik kata-kata bahwa kamu lebih baik..

Aku menyerah... Iya aku menyerah menambah luka...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar