Sudah berapa kali kamu menyingkirkan egomu? Cuma untuk, "Bukan Aku, tapi kamu dan KITA" seharusnya bukan cuma "aku dan kita, tapi KAMU". Sebenarnya aku takut... Tuhan pasti beri cobaan yang lebih. Oke, kali ini.. Ketakutan itu seharusnya bisa di tutupi.
Kali ini buku harianku baru, kamu taukan? Dari awal halaman aku ingin tulis semua tentang kamu. Tentang aku dan sekali lagi tentang kita. Aku sadar, dulu masing-masing dari kita pernah menyayangi orang sedalam-dalamnya dan setulus-tulusnya. Mempertahankan dia yang kita cinta mati-matian. Bahkan kamu, pernah kan mencintai dia sedalam itu, setulus itu? Lalu kamu nobatkan dia sebagai cinta matimu? Tapi sayang, dia tidak sehebat itu.. Kamu boleh nilai aku sombong, ah masa bodoh ya? Tapi malaikat pun tau, atas nama cinta.. Maaf, kali ini aku pemenangnya.
Pemenang apa?
Kamu ingat, siapa yang bisa menghidupkan rasamu? Itu aku, siapa yang buat kamu tersenyum? Itu aku. Ah... Mungkin itu karna terbiasa, terbiasa kita bersama setiap harinya. Aku sadar, kali ini. Aku tulis cerita di lembar baru buku harianmu, yang sudah ku bersihkan dari debu tentunya. Kali ini, aku tak hanya tulis luka. Tapi pasti ku selipkan lembar tawa dan senyum di setiap tintanya.
Tapi mungkin aku salah? Bertahan di rasa yang sama, di sela embun, di dinginnya mendung dan hangatnya senja? Lalu ku lukiskan kamu di langit malam? Munafik jika aku menyimpan keinginan itu sendiri.. Sedangkan angin berhembus lalu berhenti.. Aku tak ingin paksakan egoku, sungguh.. Hanya saja... "Aku masih ingin jadi yang terakhir" - Ucapku-beruap di kaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar