“katakan aku bodoh,
mencintamu sedalam ini. menantikanmu hingga ku sembunyikan rindu ini
sendirian.. lalu melepasmu, menemukan jalan yang sebenarnya kamu cari...
dan itu bukan aku.
dan itu bukan aku.
lalu kenapa, di kukung
rasa yang aku sendiri bahkan tak pernah mengerti ini tentang apa. Ya, katakan
aku tolol. Merindumu, lalu menyimpan senja itu hingga tenggelam di permukaan
laut. Sekali lagi, yang kamu cari benar-benar bukan aku.
Kamu bilang yang kamu
cari itu aku, ini bukan bagaimana aku menggenggam erat hati ini. Tapi bagaimana
aku memaknai warna yang sengaja di torehkan pelangi. Untukku, aku kadang
mencari dimana letak bahagiaku ketika aku tak bersamamu. Malam ini, di ruangan
ini.
Kamu memutuskan menjauh,
tapi aku masih di sini. Di tempat yang sama ketika aku memulai untuk
merengkuhmu dan memastikan kamu ada disela-sela doaku ketika aku bersujud di
sajadahku.
Ya! Sekali lagi, katakan
aku terlalu idiot. Ku tutup pintu yang pernah terbuka, ku pastikan hanya kamu
yang memegang kuncinya. Tapi? Mendung ceritakan hal yang berbeda sekali ini.
Maaf ya, kalau sekali
lagi aku harus torehkan luka sendiri di hatiku. Mencintai malam terlalu, dan
aku tau itu menyayat embun esok..
Ya, katakan aku bodoh.
Menyimpan sebentuk rasa yang utuh… yang selalu berharap, kamu takdirku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar