Senja, maaf kan kali ini aku torehkan lagi.
tapi kali ini bukan bermaksud untuk mendua, aku merindu hujan.
Bukan bermaksud melupakanmu, sama sekali bukan.
Aku hanya merindukan bagaimana hujan memelukku dan meyakinkan semua baik-baik saja.
Senja,
pernah aku bilang kan?
Aku pernah jatuh cinta pada malam, ada bintang, tapi aku lupa katakan. Aku pernah mencintai hujan, dan itu berlangsung sampai sekarang.
Senja,
bukan bermaksud membandingkanmu dengan beberapa yang pernah aku cintai.
Kamu berbeda,
warnamu pun sudah tak sama.
Aku hanya belum terbiasa melihatmu sepintas lalu menghilang di permukaan laut.
Malam masih melindungiku ketika aku tau, aku hancur dan membiarkan gelapnya sedikit lebih lama agar aku bisa mencaci apa yang ingin ku maki.
Bintang masih membiarkanku menggantung keputusasaanku tapi tidak menghempaskan aku begitu saja ke bumi. Ia titipkan aku lewat angin.
Bahkan hujan, dia memelukku ketika air mata itu turun bersamaan dengan tetesnya.
Senja, maaf..
Aku belum terbiasa.
Belum terbiasa merangkaikan asaku seperti aku rangkaikan kisahku kepada malam.
Kamu berlalu begitu cepat senja. Tapi aku masih menyimpan guratan indahmu.
Meski abstrak,
Tapi aku masih jatuh dan mencinta..
Aku hanya belum terbiasa Senja, iya.. Belum terbiasa dicintai seperti caramu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar