Ceritanya panjang, masih di peluk kabut
Hanya rindu tertahan lalu di ungkapkan lewat senja
Aku kembali menggoreskan pensilku
Sudah kelewat patah kalau ku bilang
Kertasnya pun masih putih tapi kelewat usang
Yang di torehkan masih sama
Semua di ukir satu persatu
Letih terkadang, memaksa yang kelu tetap bercerita
Ah biarkan dulu ya
Aku ingin kamu membuka lembarnya
Agar kamu tau bahwa waktu menenggelamkan ceritanya
Aku masih ingat betapa aku tertahan
Di satu sisi sedangkan disisi lain memaksaku untuk menyapa
Sekali lagi, menyapa dan itu hanya menyapa
Dan Semenjak malam itu,
Ketika waktu memutuskan rantaiku kepada yang lain dan
menahan rasa pada malam
Malam yang akhirnya berujar, hingga tertahan rasa haru
ketika ku bilang “iya aku mau…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar