Dengan semburatnya yang masih menyiratkan sedikit gundah
atas kepercayaan dan kesakitan yang dia rasa
tapi apa dia tau?
aku merasakan yang di rasakan?
Senja,
Senja,
ketika kamu katakan bahwa Merahmu dan Jinggamu gambarkan lukamu.
warna dalam kanvasku serentak berubah.
Aku rasakan hal sama!
Aku rasakan salah,
iya BERSALAH.
Kau ingin pukul aku? PUKUL!
tapi jangan diam lantas menghilang di permukaan air,
lalu membiarkan bulan jadi pusat perhatianku.
Senja,
kini ku adukan jadi satu egoku di hadapanNya.
Ku angkat kedua tanganku, sambil berdoa dalam hati.
alunan kasih yang tak kan pernah kau dengar.
Senja,
alunan ini untukmu.
dan ku biarkan tetesnya berhenti dan hilang di bibirku.
Senja,
mungkin kau takkan pernah dengar bisikku.
bahkan aku tak ingin bicara.
tapi aku bersyukur,
Tuhan masih mengingatkan aku.
Tandanya, Ia tak pernah membiarkan aku berjalan tanpa perubahan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar